Di Jogja Mau Apa?
Kadang, suka kaget juga sama pikiran yang tiba-tiba ngomong pas lagi bengong di jalan “Wan,inget deh lo tuh mau ngapain di Jogja?” mungkin, pertanyaan ini juga banyak terlintas di benak kalian wahai para kerabat perantau yang suka galau, gundah, labil (no offense, karena gue juga suka begitu haha). Yogyakarta, wow kalau inget setiap tahun selalu lebaran di kota ini dan setiap tahun pula gue lewat rektorat UGM yang mempesona karena luar biasa kokoh. Tapi ga pernah kepikiran kalo akan kuliah disini. Karena Ayah selalu bilang –paling jauh Bogor ya- haha. Nyatanya, takdir bilang lain dan sekarang gue ada di akhir tahun kedua kuliah di FISIPOL UGM. Udah bosen juga sama rektoratnya yang luar biasa itu, tapi ga pernah bosen sama atmosfir Jogja yang selalu bikin kangen.
Banyak pembesar negeri, pengusaha sukses, menempuh masa muda mereka di kota ini. Gue yakin, dulu mereka biasa- biasa aja, sama kayak gue dan kalian semua yang lain. Yang bikin beda adalah apa yang mereka lakukan di kota ini, passion yang mereka jalani dan pada akhirnya mereka jadi seperti sekarang. Kota ini luar biasa, percaya deh sama gue. Lo bisa nemuin komunitas yang elo banget, lo mau freak kayak apapun juga pasti ada temennya. Apa aja ada disini, orang dari mana-mana ada disini, ga heran Jogja disebut Miniatur Indonesia (harusnya TMII dibangun disini aja ya haha).
Salah besar, kalo udah sampe di Jogja dan hidup lo cuma kuliah pulang kuliah pulang. Sia-sia, gue bilang. Karena gue ngerasain hal itu. Apalagi yang dari luar Jogja, disini ajang lo jauh dari orangtua, dan jangan disalahpahami. Jauh dari orang tua, menurut gue adalah kebebasan tersendiri memutuskan apa yang pengen gue cari. Disini gue berkembang dan tumbuh dengan pilihan-pilihan gue sendiri. Ga ada orangtua yang 24 jam ngawasin, dan inilah saat gue dewasa dengan segala pilihan yang gue buat. Pengen berprestasi? Pengen cari pacar? Atau jadi anak gaul? Atau yang tiap hari galau? Terserah. Toh orangtua ga ngeliat, dan saat kita sadar itu, balik lagi ke pertanyaan “Di Jogja mau apa?”
Pilihan yang lo buat sekarang akan mempengaruhi hidup lo bertahun-tahun ke depan, kalo lo salah pilih akan sulit untuk start over. Sosiatri/PSDK adalah pilihan kedua gue saat Ujian Mandiri UGM. Saat itu gue gapunya referensi apa-apa tentang Sosiatri selain dari Wikipedia. Saat itu rasanya kayak mempertaruhkan masa depan gue di jurusan yang gue gatau itu apa secara spesifik. Setelah ospek, kuliah, makrab dan ketemu banyak temen-temen yang senasib juga alias gatau Sosiatri itu apa, gue lega dan mulai nyaman dengan kehidupan kuliah gue. Tapi gue jalanin tanpa passion, kuliah pulang aja hidup gue saat itu kayak yang udah gue bilang diatas. Tapi gue gapernah berfikir untuk ikut ujian lagi dan pindah kuliah, karena itu artinya gue ga bertanggungjawab sama pilihan gue saat UM kemaren dan artinya juga gue ga bertanggungjawab sama orangtua gue. Akhirnya, melalui setahun yang lumayan banyak dengan struggling with myself, gue ada di titik sekarang yang entah kalian lihat sebagai Wanda yang seperti apa.
Mau jadi apa gue nanti? Gue juga masih meraba masa depan sama seperti mahasiswa awal tahun ketiga yang lain. Sosiatri atau Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, sekarang gue udah tau jelas di jurusan ini ada tiga konsentrasi, Corporate Social Responsibility, Community Empowerment, dan Social Policy. Tapi gue belum memilih salah satu dari tiga pilihan itu dengan sepenuh hati *curhat*
nobody knows the way it's gonna be, right? yang gue tau pasti, gue ga akan menyia-nyiakan saat ini, supaya nanti apapun hasilnya gue bisa senyum karena gue tau gue udah berusaha semaksimal mungkin.
Banyak pembesar negeri, pengusaha sukses, menempuh masa muda mereka di kota ini. Gue yakin, dulu mereka biasa- biasa aja, sama kayak gue dan kalian semua yang lain. Yang bikin beda adalah apa yang mereka lakukan di kota ini, passion yang mereka jalani dan pada akhirnya mereka jadi seperti sekarang. Kota ini luar biasa, percaya deh sama gue. Lo bisa nemuin komunitas yang elo banget, lo mau freak kayak apapun juga pasti ada temennya. Apa aja ada disini, orang dari mana-mana ada disini, ga heran Jogja disebut Miniatur Indonesia (harusnya TMII dibangun disini aja ya haha).
Salah besar, kalo udah sampe di Jogja dan hidup lo cuma kuliah pulang kuliah pulang. Sia-sia, gue bilang. Karena gue ngerasain hal itu. Apalagi yang dari luar Jogja, disini ajang lo jauh dari orangtua, dan jangan disalahpahami. Jauh dari orang tua, menurut gue adalah kebebasan tersendiri memutuskan apa yang pengen gue cari. Disini gue berkembang dan tumbuh dengan pilihan-pilihan gue sendiri. Ga ada orangtua yang 24 jam ngawasin, dan inilah saat gue dewasa dengan segala pilihan yang gue buat. Pengen berprestasi? Pengen cari pacar? Atau jadi anak gaul? Atau yang tiap hari galau? Terserah. Toh orangtua ga ngeliat, dan saat kita sadar itu, balik lagi ke pertanyaan “Di Jogja mau apa?”
Pilihan yang lo buat sekarang akan mempengaruhi hidup lo bertahun-tahun ke depan, kalo lo salah pilih akan sulit untuk start over. Sosiatri/PSDK adalah pilihan kedua gue saat Ujian Mandiri UGM. Saat itu gue gapunya referensi apa-apa tentang Sosiatri selain dari Wikipedia. Saat itu rasanya kayak mempertaruhkan masa depan gue di jurusan yang gue gatau itu apa secara spesifik. Setelah ospek, kuliah, makrab dan ketemu banyak temen-temen yang senasib juga alias gatau Sosiatri itu apa, gue lega dan mulai nyaman dengan kehidupan kuliah gue. Tapi gue jalanin tanpa passion, kuliah pulang aja hidup gue saat itu kayak yang udah gue bilang diatas. Tapi gue gapernah berfikir untuk ikut ujian lagi dan pindah kuliah, karena itu artinya gue ga bertanggungjawab sama pilihan gue saat UM kemaren dan artinya juga gue ga bertanggungjawab sama orangtua gue. Akhirnya, melalui setahun yang lumayan banyak dengan struggling with myself, gue ada di titik sekarang yang entah kalian lihat sebagai Wanda yang seperti apa.
Mau jadi apa gue nanti? Gue juga masih meraba masa depan sama seperti mahasiswa awal tahun ketiga yang lain. Sosiatri atau Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, sekarang gue udah tau jelas di jurusan ini ada tiga konsentrasi, Corporate Social Responsibility, Community Empowerment, dan Social Policy. Tapi gue belum memilih salah satu dari tiga pilihan itu dengan sepenuh hati *curhat*
nobody knows the way it's gonna be, right? yang gue tau pasti, gue ga akan menyia-nyiakan saat ini, supaya nanti apapun hasilnya gue bisa senyum karena gue tau gue udah berusaha semaksimal mungkin.
Comments