Pamulang, Masa Sekarang.
Tempat ini sudah berubah sangat banyak sejak terakhir kali aku singgah.
Jalanan ini sudah jauh lebih padat sejak terakhir kali aku melewatinya, beberapa bulan yang lalu.
Makin Jakarta saja ya, pikirku. Tangerang Selatan memang bersebelahan dengan Jakarta Selatan secara langsung, bahkan tidak jelas apa yang membatasinya. Tidak seperti Jawa Tengah dan Jogjakarta yang jelas menandai perbatasan dengan gapura.
Tadi aku banyak berdecak heran dengan pesatnya pembangunan sepanjang jalan menuju rumahku di Kecamatan Pamulang. Padahal terakhir kali aku pulang pada Bulan Januari, semua tidak seperti ini. Hanya beberapa bulan sudah begini, bagaimana sepuluh tahun ke depan? Wow. Sepanjang jalan di Jalan Siliwangi (Main road Pamulang) penuh dengan Supermarket, sebut saja Giant, Super Indo, Alfa Mart, tak ketinggalan dengan resto fastfood seperti Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, McDonald's dan banyak lagi. Sungguh merupakan pemandangan yang membuat jengah, jujur saja.
Pada saat awal kepindahanku ke Pamulang, sekitar 10 tahun yang lalu, Jl Raya Siliwangi masih belum sepadat itu. Pusat perbelanjaan hanya ada Super Indo, dan lebih banyak didominasi dengan tempat kursus seperti Petrof Piano House, Ballet, Bimbel-bimbel, karena banyak sekolah di dalam komplek sekitar Jl Siliwangi. Namun sekarang?
Para developer perumahan sepertinya juga tidak luput perhatiannya untuk memanfaatkan lahan Pamulang. Iklan-iklan dalam bentuk baliho-baliho super juga memenuhi pemandangan bagian atas Kecamatan Pamulang, banyak komplek perumahan "dipaksakan" berdiri meskipun hanya terdiri dari beberapa kavling. Komplek perumahanku tergolong yang terbesar karena terdiri dari beberapa sub komplek dan beberapa ukuran type rumah.
Sebuah kota, pada hakikatnya berdiri sesuai dengan visi misi yang dibangun oleh pemerintah daerah dengan harapan dari masyrakatnya. Kecamatan Pamulang terlihat labil dalam menentukan tujuan spasialnya. Pemerintah Daerah tidak mempertimbangkan tata letak dan perencanaan wilayah yang seharusnya. SPBU dimana-mana, pusat perbelanjaan dimana-mana, mini market merajalela, pasar tradisional kehilangan konsumennya.
Bagaimana pemerintah daerah Pamulang menyikapi ini semua? Jangan sampai saat semuanya sudah terlajur, kita tidak memiliki langkahuntuk mengantisipasinya.
Jalanan ini sudah jauh lebih padat sejak terakhir kali aku melewatinya, beberapa bulan yang lalu.
Makin Jakarta saja ya, pikirku. Tangerang Selatan memang bersebelahan dengan Jakarta Selatan secara langsung, bahkan tidak jelas apa yang membatasinya. Tidak seperti Jawa Tengah dan Jogjakarta yang jelas menandai perbatasan dengan gapura.
Tadi aku banyak berdecak heran dengan pesatnya pembangunan sepanjang jalan menuju rumahku di Kecamatan Pamulang. Padahal terakhir kali aku pulang pada Bulan Januari, semua tidak seperti ini. Hanya beberapa bulan sudah begini, bagaimana sepuluh tahun ke depan? Wow. Sepanjang jalan di Jalan Siliwangi (Main road Pamulang) penuh dengan Supermarket, sebut saja Giant, Super Indo, Alfa Mart, tak ketinggalan dengan resto fastfood seperti Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, McDonald's dan banyak lagi. Sungguh merupakan pemandangan yang membuat jengah, jujur saja.
Pada saat awal kepindahanku ke Pamulang, sekitar 10 tahun yang lalu, Jl Raya Siliwangi masih belum sepadat itu. Pusat perbelanjaan hanya ada Super Indo, dan lebih banyak didominasi dengan tempat kursus seperti Petrof Piano House, Ballet, Bimbel-bimbel, karena banyak sekolah di dalam komplek sekitar Jl Siliwangi. Namun sekarang?
Para developer perumahan sepertinya juga tidak luput perhatiannya untuk memanfaatkan lahan Pamulang. Iklan-iklan dalam bentuk baliho-baliho super juga memenuhi pemandangan bagian atas Kecamatan Pamulang, banyak komplek perumahan "dipaksakan" berdiri meskipun hanya terdiri dari beberapa kavling. Komplek perumahanku tergolong yang terbesar karena terdiri dari beberapa sub komplek dan beberapa ukuran type rumah.
Sebuah kota, pada hakikatnya berdiri sesuai dengan visi misi yang dibangun oleh pemerintah daerah dengan harapan dari masyrakatnya. Kecamatan Pamulang terlihat labil dalam menentukan tujuan spasialnya. Pemerintah Daerah tidak mempertimbangkan tata letak dan perencanaan wilayah yang seharusnya. SPBU dimana-mana, pusat perbelanjaan dimana-mana, mini market merajalela, pasar tradisional kehilangan konsumennya.
Bagaimana pemerintah daerah Pamulang menyikapi ini semua? Jangan sampai saat semuanya sudah terlajur, kita tidak memiliki langkahuntuk mengantisipasinya.
Comments