GAMAFEST 2011

Beberapa hari yang lalu, saya datang di event Gadjah Mada Festival 2011 di Purna Budaya, acara yang di helat oleh Official International Affair (OIA) UGM. Berangkat bersama Hayley, nonton Breakingdawn dulu lalu berlanjut ke Gamafest. Terus mengajak seorang kawan bernama Pepri, karena pasti Hayley bergabung dengan temen-temen Australianya, daripada ditinggal keki, mending cari temen. Saat itu yang terlintas adalah Pepri *Karena dia baru aja mention di twitter*. Ternyata disana ketemu banyak juga temen se kampus!

Di Gamafest ini saya ketemu banyaaak orang dari berbagai negara. Belanda, Jerman, Australia, Vietnam, Korea, Jepang, Skandinavia, Mongolia. Dengan berbagai bahasa yang unik dan makanan khas yang tidak kalah unik tentunya. USA menjual Chocolate Fudge dengan harga Rp 500,00 saja! There’s nothing special with choco fudge :P tapi apa lagi coba makanan khas USA? Saya juga mencoba jagung goreng dari Vietnam, khas rasa mirip seperti jagung yang dicampur udang rebon. Dan coba juga nyicip makanan khas Korea yang dibeli Pepri, lupa namanya,rasanya mirip nasi goreng kurang asin yang dikasih sambal. Enak kok!

Ada juga beberapa hal yang saya sesali sesampainya di kosan. Di jalan saya berfikir, seberapa sering kita lupa nama, kejadian, tapi wajah selalu ingat? Nah, saya menemukan beberapa sifat buruk yang tiba-tiba muncul saat bertemu orang lain. Simak percakapan ini :

She : “Wandaaaaaa! Yaampun udah lama banget ga ketemu. Sama siapa kesiniiii?” (salaman, cipika cipiki)
Me : “Yaampun iyaaa, ini sama Pepri *tau muka sambil memutar otak untuk inget ini siapa*)
Daripada sibuk mikirin orang ramah yang udah dengan baiknya mengingat saya, saya frontal bertanya sama dia.
Me : “Aduh aku lupa nama kamu siapa, serius deh. Hihi ”(masang muka paling manis)
She : “Davina, Wandaaaaaa”
Me : “oh iyaa Davina, ehm kita kenal dimana yaaaa?”
She : “Ih kamu, di World Interfaith, acaranya CRCS itu lhooooo”
Me : *ketawa ngakak, baru inget* kemudian akhirnya asik ngobrol, Pepri dicuekin.

God, at the time i chit chat with her, i feel fine. But as a time i rewind, i’m feeling much regret. Kenapa saya harus tanya “Kita kenal dimana ya?” bukankah cukup untuk tau nama dan melanjutkan obrolan selanjutnya? Gimana perasaan si Davina di kala itu? Saat dia udah ngenalin saya sementara saya sama sekali tidak. From the deepest heart, i’m sorry.
Berapa banyak nama dan wajah yang hadir dalam hidup kita dan kita kadang tidak memberikan masing-masing dari mereka ruang di pikiran kita? Rasanya otak ini kurang besar untuk menampung dan merekam segala kejadian. Rasanya hati ini kurang lapang untuk menempatkan masing-masing dari mereka. Itu lumrah, wajar, dan manusiawi. Yang tidak manusiawi adalah bagaimana cara kita untuk menggali ingatan tentang mereka, seperti cara saya diatas. Hal itu tidak etis. Saya menyadarinya setelah itu terjadi, semua begitu spontan.


Photobucket

Comments

Anonymous said…
Ijin meninggalkan jejak disini... punya foto-foto Gamafest? bolehkah mengcopy beberapa? ya kalau di ijinkan... :-)
terima kasih...

Popular Posts