Say No to Bullying Yourself!

Mungkin judul diatas membuat kamu mengerutkan dahi dan bertanya bagaimana bisa seseorang menyakiti dirinya sendiri. Namun judul diatas bukan sekedar fiktif belaka. Kalian mungkin pernah mendengar tentang Bulimia, yaitu penyakit dimana penderitanya merasa bersalah telah memakan suatu makanan, dan mencoba mengeluarkannya kembali dengan memuntahkan, atau meminum obat pencahar. Atau juga Anoreksia, yaitu peyakit dimana penderitanya terobsesi berlebihan terhadap kelebihan berat badan, kemudian menjadi sangat menjauhi berbagai makanan, dan menolak untuk makan. Apa sebenarnya yang melandasi penderita penyakit ini, yang umumnya adalah remaja putri,  melakukan hal yang tanpa kesadaran mereka malah “membunuh” diri mereka secara perlahan?
Krisis kepercayaan diri, menganggap bahwa tubuh seperti gitar Spanyol adalah tubuh yang paling sempurna dan perut yang berlipat tidak pantas ada dalam tubuh diri sendiri. Opini pribadi seperti itu, membuat mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada lipatan-lipatan lemak  yang tidak diinginkan dalam tubuh, dan akhirnya, mereka akan berdiet. Awalnya addalah diet yang normal dan teratur, kemudian setelah hasilnya terlihat, mereka menjadi semakin ketagihan untuk mengurangi berat badan dan mengontrol makanan mereka secara ekstrim. Mereka akan merasa selalu gemuk meskipun sudah sekurus tengkorak.
Kasus Bulimia dan Anoreksia kebanyakan dialami oleh remaja putri yang sedang dalam masa pubertas. Keinginan untuk tampil langsing dan cantik,dan mendapatkan spotlight dari lingkungan sekitar, juga dapat mencuri perhatian prince charming, juga melandasi kebanyakan remaja putri untuk melakukan diet secara berlebihan. Untuk kamu, yang sedang membaca dan sedang mengalami krisis kepercayaan diri karena mengalami kelebihan berat badan, percayalah kamu tidak harus diet habis-habisan hanya untuk menjadi The Beautiful One. Daripada kamu stress memikirkan berat badan, dan asupan makanan yang sudah masuk ke dalam tubuhmu hari ini. Lebih baik galilah potensi yang ada dalam dirimu, jadilah wanita yang baik, yang memiliki banyak kelebihan. Maka prince charming akan menutup mata pada satu kekuranganmu itu.
Sama seperti penderita Bulimia dan Anoreksia, yang tanpa sadar mereka mematikan kerja sel-sel tubuh mereka sendiri. Melihat orang lain melakukan bully pada dirinya sendiri tanpa melakukan apa-apa juga merupakan sebuah tindakan yang akan menggerogoti moral. Peka terhadap teman di sekitar, yang perilakunya mulai tidak wajar, seperti sering ke kamar mandi setelah makan, atau sering menolak ketika diajak makan, juga mengalami perubahan drastis dalam berat badan, dan menjadi tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas.
Bila mengaitkan bully terhadap diri sendiri dengan yang ada di lingkup anak-anak yang terkena bullying, kita akan menemukan kesamaan yaitu keduanya adalah kerusakan moral yang mengakar di dalam diri anak-anak maupun remaja. Anak-anak maupun remaja yang mengalami masalah bullying ini kebanyakan merupakan pribadi yang tertutup, bila para orang dewasa tidak peka terhadap perubahan sikap mereka maka keberlanjutan kerusakan psikis yang diderita akan semakin parah. Tidak menutup kemungkinan ia akan melampiaskan rasa sakitnya itu di kemudian hari setelah berkeluarga, atau menjadi pelaku kriminal untuk melampiaskan dendamnya terhadap masa kecilnya dulu.
Ketidakpedulian yang dimiliki orang dewasa jika mengetahui keadaan ini di lingkungan sekitar mereka juga merupakan tindakan bully bagi korban. Mereka seolah menutup mata dari kesalahan yang jelas-jelas mereka tahu keberadaannya. Padahal mereka sanggup memberi perasaan aman, ataupun melapor ke pihak yang berwenang. Jika lingkungan seolah tidak perduli, para korban akan mulai menyalahkan lingkungan yang tidak berbuat apa-apa demi membebaskan mereka dari neraka, dan yang paling parah adalah menyalahkan diri sendiri. Merasa sebagai seseorang yang tidak berguna, tidak memiliki harga diri, karena selalu disakiti. Perasaan seperti ini akan kuat mengakar apalagi saat korban berusia remaja. Perasaan seperti ini akan membuat korban menjadi rendah diri, minder, dan merasa tidak layak untuk hidup.
Masa-masa kritis remaja korban bullying baik diri sendiri maupun yang dilakukan oleh orang lain tidak serta merta sembuh setelah masuk dalam pusat rehabilitasi. Karena kita tahu, luka tubuh mudah diobati namunluka hati butuh waktu seumur hidup untuk sembuh. Mungkin dari luar akan terlihat seperti orang normal kebanyakan, namun dalam kondisi psikisnya kita sadar bahwa mereka belum sepenuhnya normal.
Mulailah membuka mata kita lebar-lebar melihat struktur sosial di lingkungan yang kita tinggali. Bullying adalah kejadian yang tersembunyi, namun efeknya jelas tampak di permukaan. Jangan sampai kita menyesal karena tidak terlibat dalam pencegahannya.

Comments

Popular Posts