More I do, More I Know
Banyak orang, yang harus mencari sangat sangat jauh untuk menemukan Tuhan. Banyak orang yang percaya lebih dulu pada alien, UFO, crop circle, sebelum menemukan Tuhan. Banyak orang yang harus berhubungan intens dengan Tuhan yang tidak diyakininya untuk kemudian menggenapkan hati dengan Tuhan yang sudah diyakininya. Banyak orang yang kemudian tidak yakin dengan Tuhannya dan memilih menyeberang untuk menyembah hidup, menyembah alam. Semakin kesini, makna Tuhan semakin mengalami diversifikasi buatku. Ilmu pengetahuan yang sudah ada dari ratusan ribu tahun yang lalu membentang luas membuat kita memiliki banyak pilihan dibanding agama yang baru ada puluhan ribu tahun yang lalu. Membuka mata, kamu akan meragu. Membuka hati, maka kamu akan tahu.
Makna Tuhan, banyak orang rela menghabiskan uang, menjelajahi dimensi ruang dan waktu untuk mengalami pengalaman spiritual supaya menemukan Tuhan. Sebegitu pentingnyakah arti Tuhan bagi kita? Atau itu hanya rasa penasaran belaka? Kita sebagai manusia tidak ingin merasa dikerdilkan oleh, yang katanya Sang Pencipta, manusia merasa bisa menciptakan berbagai teknologi tercanggih dan sangat ingin menemui penemunya untuk sekedar tahu. Ataukah untuk menantang? Lalu untuk apa?
Antologi Tuhan kemudian dikemas dalam berbagai bentuk. Anggaplah supermarket itu dunia, dan rak kaleng sardine adalah keyakinan yang tersedia di suruh belahan bumi. Semua kaleng sardine terkemas rapat sehingga udara pun tidak sanggup menembusnya. Sardine-sardine dengan berbagai merek memiliki citarasanya sendiri, resep rahasianya sendiri. dan semuanya diserahkan pada kita selaku konsumen. kemudian kita menggenapkan pencarian sardine dengan membawanya ke kasir , membawa pulang untuk dinikmati dirumah. selera semua manusia tidak sama. Begitu juga dengan Tuhan dan keyakinan yang dibawa-Nya. Agama adalah selera kita masing-masing. Setiap agama memiliki aturan yang mutlak dan tidak akan bisa dirubah bahkan oleh partikel. Karena aturan itu tidak dibuat dengan singkat, aturan itu dibuat melalui ratusan perang di zaman para Nabi, melalui mukjizat-mukjizat yang tidak mungkin dijelaskan oleh akal sehat, melalui ratusan perjalanan yang sekarang kembali diceritakan dalam Al-Qur’an, Injil, Weda, dan kitab-kitab lain untuk membuat kita percaya bahwa Tuhan itu ada. Apapun bentuk dan panggilan-Nya.
“Instead of living in the one religion to the next religion. Why not start with reason? In a few hundred years, science is taking us farther to understanding the universe than the religion has in ten thousand. Some eat meat, some eat vegetable. I don’t expect us all to agree about everything. But I’d much rather have you to believe in something I don’t degree with, than to except everything blind. And that begins with thinking rationally” – Life of Pi (2012)
Comments