Jogjakarta.

Saya sedang mengepak (sedikit) barang-barang yang tersisa di kamar untuk dibawa ke rumah nenek saya di Muntilan, karena kos saya di Jogja sudah jatuh tempo tapi masih ada beberapa hal yang masih diurus di kota ini. Jadi saya memilih mengungsi untuk sementara disana. Menatap kamar saya yang hampa ini membuat saya ingin duduk dan menulis sejenak.
Wisuda masih segar terasa di kamar saya. Ijazah yang tergeletak di dekat tas, transkrip nilai yang baru saja diambil tadi pagi di kampus, high heels cantik yang kemarin saya pakai..
Time flies, they said. But not for me. They never flies and snaps like I won't feel it.
Empat tahun di kota ini, membuktikan bahwa merantau merubah segalanya. Ya, segala yang ada di diri saya. Kepribadian, pola pikir, kebiasaan, perasaan, semuanya. Merantau membuat kita merasa semua yang dicerewetkan Ibu kita itu benar adanya, dan sangat sangat bermanfaat ketika kita hidup sendiri. Lulus dari universitas tertua di negeri ini mengajarkan saya banyak hal, sama seperti orang tua yang tak pernah berhenti memberi pengajaran bagi anak-anaknya. Begitulah UGM memperlakukan saya.

Empat tahun, telah terpenuhi sedikit banyak pengalaman sebagai mahasiswa. Organisasi, KKN, Praktikum, Skripsi.. Setiap kegiatan membuat saya menemukan orang baru, dan membuat saya mengerti lebih banyak lagi tentang warna-warni dan rasa kehidupan. Orang-orang yang membantu saya berubah merupakan hal terbaik yang saya dapatkan disini...sahabat, teman, dosen, dan seorang kawan yang selalu menginspirasi.

Jogjakarta memang istimewa. Kota ini penuh kenangan di setiap sudutnya. Miniatur Indonesia ini senantiasa memancarkan keberagaman di penjuru kota. Mau cari temen dari segala suku ada. Segala inspirasi yang saya dapatkan di kota ini akan menjadi cerita yang tak akan habis diceritakan kelak kepada generasi selanjutnya. Sama seperti Ayah dan Ibu saya yang tak habisnya menceritakan masa perkuliahan mereka disini.

Empat tahun sudah saya menetap di Jogja, dibekali banyak hal untuk melanjutkan masa depan. Kamar kos 3x4 ini hanya sementara, karena selanjutnya saya harus pergi. Kita semua harus terus beranjak dari tempat kita berpijak. Untuk melanjutkan harapan-harapan yang kita miliki, untuk membuat bahagia orang-orang yang kita cinta. Untuk membuat diri kita bangga.

Untuk kemudian kembali lagi, dan menetap di kota ini.
Untuk menikmati lagi opini-opini dibawah ini..

"Jogja itu terjangkau. Mau kemana aja deket, makanannya juga murah."
"Jogja itu nyaman"
"Yang paling aku suka dari Jogja itu ya, lampu kuning di pinggir jalannya itu lho"
"Aku suka Jogja waktu hujan"
"Jogja itu ramah"
"Jogja itu tempat dimana lo santai ketika duit di dompet lo tinggal lima ribu"
"Jogja itu pusat segala macem plat kendaraan"
"Jogja itu sarkem"

Dan, meniru tagline produsen souvenir khas Jogja..
"Kapan ke Jogja lagi?"

Terimakasih Jogja.
Semoga kamu tidak berubah meskipun sekarang sudah mulai di ekspansi produk-produk ibukota.

Comments

Popular Posts