Mungkin jika Ingin



Bangsa yang bermartabat bisa dilihat dari tingkat pendidikan penduduk usia produktifnya. Namun bagaimana jika anak-anak bangsa sudah tidak berkeinginan untuk meneruskan pendidikan?
Saya bekerja sebagai CSR Officer di salah satu perusahaan manufacturing sepatu NIKE di Tangerang Selatan. Program CSR yang saya lakukan salah satunya adalah di sector pendidikan. Tantangan melakukan kegiatan CSR di kota besar adalah, di lingkungan sekitar perusahaan sendiri ada banyak anak-anak yang tidak mau melanjutkan sekolah. Karena alasan malas, dan sudah tidak mau berfikir. Miris sekali bukan? Meskipun begitu, jumlah yang masih semangat sekolah juga tidak kalah banyak walaupun pendidikan mereka juga belum terfasilitasi dengan baik.
Fasilitas dan letak geografis ternyata tidak sepenuhnya mempengaruhi kesuksesan seorang anak dalam meraih pendidikan. Sering kita lihat, anak dari keluarga ekonomi rendah, berada di pelosok, namun tetap semangat berangkat ke sekolah, masuk PTN dengan beasiswa kemudian sukses. Namun ada juga yang saya temui di kota Tangerang Selatan, anak-anak yang sudah tidak berkemauan sekolah. Padahal, fasilitas mudah dan biaya sekolah gratis. Akhirnya say amenarik kesimpulan bahwa faktor kemauan lah yang menjadi penentu kesuksesan pendidikan seseorang.
Bagaimana kita bisa mensupport anak-anak muda generasi penerus bangsa yang masih berkeinginan kuat untuk sekolah? Dengan terus mentransfer ilmu-ilmu kita, mengajarkan mereka bermimpi, memberitahu mereka bahwa masih banyak mimpi yang perlu dikejar, dan itu semuanya mungkin. Mungkin jika ingin.

Comments

Popular Posts