Ojo Keblinger.
Alhamdulillah akhirnya mau nulis juga tentang situasi Pilkada
DKI. Situ orang DKI Jakarta? Bukan. Haha, saya kemarin nyoblos di Pilkada
Banten, nyoblos nomor Satu. Tapi karena semua pemberitaan terkait Pilkada DKI,
dan membaca orang-orang yang terang-terangan membela si A/B. saya juga tergiur ingin ber opini.
Saya muslim, saya percaya Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai
pedoman hidup manusia. Al-Qur’an, dengan segala kebaikan yang terkandung untuk
manusia. Jadi, hidup sebagai orang Islam itu tidak repot. Lihat saja manual
book nya di Al-Qur’an. Jika Allah menyuruh hambanya dengan ayat A, maka lakukan
A. siapa bilang Islam tidak punya toleransi? Allah menyuruh kita menebar
kebaikan di muka bumi, giat mencari dunia, dan dua kali lebih giat mencari
akhirat, menghargai manusia, sayang binatang, taat sama orangtua meskipun
orangtua kita kafir, dan kebaikan lainnya. Dan jadikan sikap Rosululloh sebagai
teladan. Itu saja.
Kata suami, beragama Islam itu tidak seperti di pasar, kita
ga bisa nawar-nawar. Ga bisa cuma denger ustad A karena menurut kita dia asyik.
Padahal, jelas-jelas tidak mengikuti Al-Qur’an, Hadits, dan menyalahartikan
Sunnah Rosul. Seperti yang tersirat saat ini dari media sosial. Pluralisme,
membuat generasi saat ini keblinger. Ulama-ulama yang mengagung-agungkan
toleransi beragama dengan ikut masuk ke gereja dan menyanyikan lagu rohani
disanjung-sanjung karena dianggap sangat bertoleransi dalam beragama. Kita di
iming-imingi dengan image ‘kekinian’ ketika menjunjung toleransi beragama…..yang kebablasan.
Sayangnya, mereka yang ingin sekali kekinian ini hanya paham
agama setengah-setengah namun sudah mengaku yang paling kaffah. Saya juga masih
dalam tahap belajar. Saya tidak berhak menjudge, apa sih saya? hafal juz 30 juga enggak. Saya
menemukan Islam dari proses kehidupan. Bukan karena Islam merupakan agama Ayah
Ibu saya, tapi karena saya benar-benar menemukan Allah di segala kesulitan yang
saya hadapi. Pada Allah saya berserah, dan hati saya menjadi tenang. Islam yang
saya tau adalah Islam yang tegas, namun menenangkan. Karena agama ini adalah
ramatan lil’alamin.
Pagi ini, dalam perjalanan mengantar ke kantor suami bilang “Pemimpin
yang santun, bertutur kata baik. Meskipun pekerjaannya ada yang ga beres, Insya
Allah akan didoakan oleh rakyatnya. Tapi, pemimpin yang omongannya kasar, suka
mengolok ajaran agama lain, jadiin permusuhan, walaupun kerjaannya beres ga akan
ada yang simpatik sama dia. Malah didoakan yang ga baik sama orang.”
Comments